Rabu, 30 Juli 2008

Doa Keluar WC yang benar

Ada sebuah hadits yang menyebutkan do’a keluar WC. Do’a ini banyak disebarkan dan dimasyurkan di TPA dan TQA. Ternyata haditsnya lemah sebagaimana dalam penjelasan berikut ini:



الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّيَ الْأَذَى وَعَافَانِيْ

(Alhamdulillaahi alladzii adzhabanii adzhaba 'anni al adzaa wa 'aafaanii)

" Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku gangguan (kotoran) ini, dan telah menyehatkan aku". [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (301)]


Hadits ini adalah hadits yang dho’if, karena dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Ismail bin Muslim Al-Makkiy. Dia adalah seorang yang lemah haditsnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Hafizh dalam At-Taqrib. Hadits ini memiliki syahid dari riwayat Ibnu Sunniy dalam Amal Al-Yaum wal Lailah (29). Namun hadits ini juga lemah, karena ada seorang yang majhul dalam sanadnya, yaitu Al-Faidh. Hadits ini dilemahkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (53).


Sumber : Hadit Dhoif Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 61 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

Terus bagaimana yang benar ?

Jawab : Ghufroonaka

Hadapi Jamur, Katak Pun Berjemur

JAKARTA, SELASA - Jamur chytrid (Batrachochytrium dendrobatidis) merupakan ancaman terbesar yang dihadapi katak di berbagai belahan dunia karena sebagai penyebab utama kematian massal. Untuk menghadapi serangan jamur tersebut, sejumlah spesies katak mulai beradaptasi dengan berjemur di bawah terik sinar Matahari.

Itulah kesimpulan yang dikemukakan Andrew Gray, kurator herpetologi dari Museum Manchester setelah mempelajari katak-katak di Amerika Tengah. Katak pada umumnya tidak nyaman terpapar panas Matahari karena akan membuat tubuhnya kering. Namun, sejumlah spesies katak pohon dari Kosta Rika seringkali berdiam lama di bawah paparan cahaya Matahari tanpa mengalami gangguan.

"Meski demikian, sampai sekarang tak seorang pun yang benar-benar mengamatinya mengapa mereka melakukan hal tersebut," ujar Gray. Untuk itu, ia dan Mark Dickinson dari institut Sains Foton Universitas Manchester, Inggris melakukan pemindaian terhadap kulit katak tersebut.

Hasil pengukuran menggunakan Optical Coherence Tomography (OCT) menunjukkan bahwa katak mengandung pterorhodin, pigmen khusus yang memantulkan cahaya inframerah atau lawan dari melanin.

"Kami yakin katak-katak tersebut juga memantulkan sinar dan panas sebagai pengatur suhu tubuh agar tetap dingin. Permukaan kulitnya panas, namun tubuhnya dingin," ujar Gray. Selain berjemur, katak sejenis juga sering terlihat bertengger di atas bahan logam yang menyerap panas Matahari. Perilaku untu memanaskan kulit merupakan solusi membunuh jamur di kulitnya.

"Jamur chytrid hidup di kulit katak, namun pada suhu tertentu," ujar Gray. Penelitian yang dilakukan di laboratorium juga menunjukkan bahwa jamur tersebut mati jika suhu kulit katak dinaikkan.


WAH
Sumber : BBC

Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat

Selasa, 8 Juli 2008 | 13:40 WIB

JAKARTA, SELASA - Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi tak heran kalau semut menjadi pengambil keputusan yang andal. Koloni semut terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat saat berburu mangsa, tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari sumber makanan ke sarang. Ini tebukti saat iring-iringan awmut berhasil beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya saat iring-iringannya dihambat.

Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey Dussutour dan timnya dari Universitas Sydney, Australia, meletakkan lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan semut pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa. Meski ruang di bawah lembaran plastik masih dapat dilalui semut, potongan daun mustahil melaluinya. Agar semut tidak mencari jalan memutar, jalur sekitarnya ditutup.

"Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi karena semut-semut tersebut segera belajar untuk memotong-motong daun menjadi lebih kecil," ujar Dussutour. Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong melainkan menggulungnya sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil keputusan yang hebat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation (kemudahan sosial).

Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya agar sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong. Sementara semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat informasi tersebut.

"Ibarat banyak orang makan es krim, lalu Anda ingin membelinya juga," ujar Dussutour. Namun, untuk mengetahui bagaimana strategi mulai terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti harus melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya dengan menandainya menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan keputusan itu.